Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus memiliki beberapa keterampilan seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan memvariasikan metode, keterampilan menyampaikan pertanyaan, keterampilan penguatan, keterampilan membimbing diskusi, dan keterampilan mengajar dalam kelompok kecil atau perorangan.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka merupakan perbuatan guru untuk memciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat terhadap apa yang akan dipelajari. Sedangkan keterampilan menutup artinya suatu tindakan yang guru lakukan untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Bahkan untuk pelajaran yang disajikan secara bagian per bagian atau secara keseluruhan. Semuanya itu memerlukan keterampilan guru dalam memebuka dan menutupnya.
1. Keterampilan Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang harus guru kuasai dalam membuka pelajaran adalah :
a. Menarik Perhatian dan Menimbulkan motivasi
Guru biasa menggunakan gaya mengajar komando diubah dengan gaya mengajar eksplorasi. Penggunaan suara pelan dapat diganti dengan bunyi peluit. Penggunaan alat bantu mengajar juga dapat menarik perhatian siswa
Variasi pola interaksi guru dengan siswanya juga dapat menarik perhatian. Guru biasanya berbicara kepada siswanya, sekarang diubah siswa yang berbicara kepada guru. Atau memebagi sisiwa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa diberi tugas untuk melakukan aktivitas pembelajaran dalam kelompoknya.
Untuk membangkitkan motivasi siswa trhadap pelajaran pendidikan jasmani dan keshatan, siswa harus dirangsang dengan memberikan sesuatu yang sisiwa belum ketahui. Menciptakan rasa ingin tahu ini akan menimbulkan perhatian.
b. Memberi Acuan dan Membuat Kaitan
Dalam memberikan acuan, guru menentukan batas-batas tugas siswa yang harus segera dilakukan. Misalnya, guru mengatakan pada awal pelajaran bahwa hari ini akan mengajarkan permainan sepak bola. Guru memberikan bola kapada siswa berikut acuan tugas yang harus siswa lakukan. Siswa diberi keleluasaan untuk beraktivitas tanpa keluar dari acuan yang telah guru katakana.
Pada setiap permulaan pelajaran baru, guru berkesempatan untuk membuat kaitan antara bahan pelajaran baru dengan pelajaran sebelumnya khususnya yang sudah dikenali siswa . Usaha membuat kaitan ini fdapat dilakukan dengan cara membandingkan atau mempertentangkan materi yang telah dikenali dengan materi pelajaran yang baru.
2. Keterampilan Menutup Pelajaran
Komponen keterampilan yang harus guru kuasai dalam menutup pelajaran yaitu :
a. Mengkaji Ulang (umpan balik)
Untuk menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali hal-hal yang dianggap penting baik secara verbal (alami) atau peragaan (gerak). Dengan mengajukan beberapa pertanyaan, siswa diminta untuk memjawab dan memperagakan kembali materi yang sudah diterimanya.
b. Menilai
Dalam menutup pelajaran, guru harus juga menilai proses belajar mengajar yang sudah berlangsung. Penilan ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Siswa diminta untuk memperagakan kenmbali keterampilan yang baru saja diterimanya.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan perbedaan dua tekhnik yang baru saja dilakukannya.
3. Siswa diminta untuk menjelaskan pendapat sendiri
Keterampilan Menjelaskan
Untuk dapat menyampaikan materi secara baik dan benar, guru harus memiliki keterampilan menjelaskan materi yang akan disajikannya. Dalam menyajikan materi teori maupun praktek, guru harus dapat menjelaskan secara lisan di dalam proses belajar mengajar.
Komponen menjelaskan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis dan perencanaan menjelaskan serta penyajian keterampilan menjelaskan.
a. Analisis dan Perencanaan Menjelaskan
Dua hal yang perlu dianalisis dan direncanakan pada keterampilan menjelaskan yaitu :
1. Isi Pesan yang akan disajikan guru kepada siswa yang meliputi :
• Menetapkan apa yang memerlukan penjelasan
• Mengekspresikan bentuk hubungan yang ada diantara konsep yang harus dihubungkan
• Membuat generalisasi terhadap hubungan yang telah dibentuknya
2. Si penerima pesan itu sendiri yaitu siswa, karakteristik si penerima pesan adalah :
• Umur
• Jenis kelamin
• Kemapuan kelompok
• Pengalaman
• Lingkungan sekolah dan kebijakan
b. Penyajian Ketarampilan Menjelaskan
Komponen ini terdiri dari :
1. Kejelasan dimana pertanyaan yang disajikan harus jelas dan singkat
2. Kelancaran berbicara artinya paparannya harus lancar dan jelas
c. Penggunaan Contoh
Pada setiap tingkat umur sangat sedikit siswa dapat menguasai bahan pelajaran baru tanpa ada contohnya. Berikan contoh yang tepat dan sesuaikan dengan pengalaman siswa secara bervariasi
d. Penekanan
Penekanan merupakan keterampilan penyajian yang meminta perhatian siswa terhadap informasi yang penting. Untuk membantu belajar siswa, pusatkan perhatian pada bagian-bagian yang mendasar atau penting. Cara member penekanan sebagai berikut :
• Penekanan dengan memberi variasi dalam gaya mengajar guru
• Dengan cara menyusun pelajaran dari yang termudah hingga yang tersulit
e. Umpan Balik
Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memperagakan kembali materi yang telah disajikan. Umpan balik dapat pula diketahui melalui kegiatan atau kesenangan siswa dalam melakukan kegiatan itu. Umpan balik dapat pula diperoleh dari pengamatan tingkah laku siswa dilapangan.
Keterampilan Menvariasikan Metode
Ketrampilan mempariasikan metode dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek:
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pembelajaran
3. Variasi interaksi antara guru dan siswa.
Dalam mengaplikasikan ketrampilan mempariasikan metode ini, guru pendidikan jasmani dan kesehatan dapat mengintegrasikan dengan pendidikan yang lain seperti:
a. Penggunaan di lapangan.
Di dalam proses belajar dan mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan, guru dapat memperlihatkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, dalam penggunaannya guru harus bersikap fleksibel dan spontan. Mempariasikan metode ini lebih bersifat proses dengan tujuan untuk:
· Meningkatkan perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar.
· Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
· Membangkitkan motivasi.
· Member pilihan dalam menggunakan alat ajar yang diinginkan.
· Meningkantan kemampuan kognitif dan psikomotor.
b. Komponen variasi
Komponen variasi ini terdiri dari yaitu:
1. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar merupakan kemampuan guru merubah prilakunya disesuaikan dengan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Prilaku guru akan menjadi dinamis dam meningkatkan komunikasi antara guru dengan siswa. Variasi ini pada dasarnya meliputi:
ü Variasi suara
Suara guru pendidikan jasmani dan kesehatan sangat dominan diperlukan saat mengajar di lapangan.
ü Pemberian waktu
Waktu ini dapat dipergunakan untuk beristirahat oleh siswa dan guru sambil berdiskusi dan Tanya jawab.
ü Kontak pandang
Bila guru berinteraksi dengan siswa, sebaiknya guru mengarahkan pandangannya ke sekuruh siswa. Guru dapat membantu siswa dengan menggunakan matanya untuk menyampaikan informasi dan menarik perhatian siswa.
ü Gerakan anggota badan
Variasi dalam gerak anggota badan merupakan bagian dari komunikasi. Tidsk hsnys menarik perhatian saja, tetapi juga mempertegas dan menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan guru yang disampaikan.
ü Pindah posisi
Perpindahan posisi guru di lapangan dapat membantu menarik perhatian siswa. Perpindahan posisi ini dapat dilakukan dari mulai ada di depan siswa berjalan kesamping atau kebelakang siswa. Perpindahan posisi ini tidak mondar-mandir, tetapi harus memiliki makna.
2. Variasi media dan bahan ajar
Masing-masing siswa memiliki kemampuan pendengaran, pengelihatan,maupun fisik yang tidak sama. untuk menarik perhatian siswa, guru bisa memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudian memberikan peragaan. Ada tiga komponen variasi penggunaan media ini yaitu :
a. Variasi Media Pandang
Media pandang adalah segala sesuatu yang dapat siswa amati dengan pengelihatannya. Dalam pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di lapangan, guru harus dapat menyediakan berbagai alat peraga yang dapat diamati siswa. Dalam penggunaannya dapat dipakai alat dan bahan untuk komunikasi seperti gambar,video, dan demonstrasi atau peragaan dari siswa atau guru.
b. Variasi Media Dengar
Dalam proses belajar mengajar di lapangan, suara guru sangat vital dalam berkomunikasi dengan siswa. Media yang dapat digunakan sebagai media dengar selain suara guru adalah peluit dan alat music atau music SKJ tahun 2000.
c. Variasi Media Taktik
Variasi ini lebih ditekankan kepada siswa untuk mencoba menggunakan alat peraga yang disediakan oleh guru. Alat itu dapat siswa manfaatkan untuk melakuan berbagai macam gerak manipulasi seperti, melampar, menangkap, menendang, memukul, dan medrebelnya.
3. Variasi Interaksi
Variasi interaksi merupakan pola interaksi antara guru dengan siswa di lapangan. Dalam pendidikan jasmani gaya mengajar terdiri dari dua macam yaitu :
a. Gaya Mengajar Langsung atau Teachers centered
b. Gaya Mengajar tidak Langsung atau Student centered
Di dalam pelaksanannya guru dapat memanfaatkan kedua gaya ini secara teriteregasi. Misalnya, guru membuka kegiatan belajar dengan gaya mengajar komando, kemudian praktek, dan diakhiri dengan problem solving.
Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya guru akan membantu siswa belajar untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh karena itu, gurupun dituntut untuk memiliki katerampilan bertanya yang mampu membangkitkan siswa untuk terus belajar.
Kelancaran bertanya merupakan jumlah pertanyaan yang logis dan relefan dianjurkan guru pada siswa di dalam kelas atau di lapangan. Kelancaran bertanya ini sangat diperlukan guru didalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan. Komponen yang enting dalam bertanya adalah jelas dan ringkas.
Pertanyaan yang diajukan guru harus diarahkan pada mata pelajaran, memiliki relefansi dengan materi pelajaran, dan membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Untuk itu guru harus memiliki ketrerampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Tujuan
Keterampilan bertanya dasar memiliki tujuan antara lain :
• Meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa.
• Mengembangkan belajar aktif.
• Merangsang siswa untuk bertanya.
• Mendianoigsa kesulitan belajar siswa
b. Penyusunan Kata-Kata
Agar siswa dapat merespon pertanyaan dari guru, maka pertanyaan itu harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dengan demikian pertanyaan dapat disusun sedemikian rupa sehingga, tugas siswa menjadi jelas dan dapat mengambil kata-kata yang diberikan untuk menjawabnya.
c. Struktur
Sebelum dan sesudah pertanyaan itu diajukan, guru hendaknya member informasi baik verbal maupun gerak fisik yang relavan dengan tugas siswa. Cara ini memiliki pengaruh yang prnting bagi siswa, terutama memberi materi yang cukup untuk pemecahan masalah.
d. Pemusatan
Ada dua komponen yang tercakup dalam pemusatan ini yaitu pertanmyaan luas dan sempit umumnya pertanyaan luas itu di ajukan pertama kali guru membuka pertanyaan agar siswa terlibat secara maksimal. Pertanyaan sempit sebagai cadangan untuk memberi informasi yang relevan terhadap pertanyaan siswa.
e. Pindah Gilir
Agar pertanyaan yang guru sampaikan mendapat perhatian yang penuh dari siswa, guru harus meminta siswa untuk merespon pertanyaanya. Apabila tidak, guru dapat memanggil nama salah seorang siswa untuk memberikan tanggapannya baik berupa verbal atau aktifitas gerak.
f. Distribusi
Untuk melibatkan siswa langsung sebanyak mungkin dalam pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, guru harus dapat mendistribusikan pertanyaan secara acak selam proses belajar pembelajaran itu berlangsung.
g. Pemberian waktu
Masing-masing siswa memiliki kecepatan respon yang berbeda. Oleh karena itu, guru dapat memberikan batas waktu kepada siswa agar pertanyaannya dapat direspon.
h. Hangat dan Antusias
Untuk dapat meningkatkan partisipasi siswa, guru harus memberikan penguatan verbal seperti pujian dengan kata bagus, baik, cantik, dan good maupun non verbal seperti, acungan jempol,anggukan, dan sbg.
i. Empat (4) hal yang perlu dihindari dalam menyampaikan pertanyaan yaitu :
• Jangan mengulangi pertanyaan sendiri beberapa kali dengan pertanyaan yang sama dengan alasan
• Guru berusaha untuk tidak mengulangi jawaban siswa agar yang lain berinisiatif untuk berkomentar.
• Guru mencoba untuk tidak menjawab pertanyaan yang diajukannya sendiri.
• Guru jangan terburu-buru agar pertanyaannya cepat direspon
2. Keterampilan Bertanya Lanjutan
Fokus utama dalam pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan adalah siswa mampu mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan teknik bertanya guru akan memperoleh manfaat dalam hubungannya dengan bertanya kognitif dan psikomotor. Untuk mengklasifikasikan jenis pertanyaan itu, maka digunakan konsep taksonomi bloon.
a. Kognitif
• Pengetahuan
Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengingat kembali informasi yang telah diterimanya.
• Pemahaman
Hal ini akan menyangkut kemampuan siswa untuk mengekspresikan dengan kata-kata lain atau memberikan contoh untuk menggambarkan ide abstrak.
• Penerapan
Pertanyaan penerapan ini biasanya meminta siswa menggunakan abstrak dan generalisasi pada situasi tertentu.
• Analisis
Pertanyaan analisis cenderung meminta siswa untuk dapat memcahkan masalah sampai pada bagian terkecil untuk dipelajari dan bagaimana hubungan antara bagian-bagian itu.
• Sintesis
Pertanyaan ini meminta siswa untuk membentuk pikiran baru tentang konsep, perencanaan, atau percobaan.
• Evaluasi
Pertanyaan evaluasi ini meminta siswa untuk dapat membuat keputusan atau pendapat mengenai mutu.
b. Psikomotor
• Gerak Tubuh
Gerak tubuh merupakan aktifitas yang tidak bisa dipisahkan dalam pelajaran pendidikan jasmani.
• Kordinasi Gerak
Kemampuan yang lebih komplek dari pada gerak tubuh adalah koordinasi gerak.
Ketrampilan memberi penguatan
Pemberian hadiah dan hukuman di sekolah merupakan respon siswa pada guru karena perbuatannya. Pemberian hadiah merupakan respon yang positif, sedangkan pemberian hukuman merupakan respon yang negative. Namun kedua respon tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu upaya merubah prilaku siswa.
Respon positif tujuannya agar tingkah laku yang sudah baik frekuensinya bertambah atau berulang. Sedangkan respon negative tujuannya agar tingkah laku yang kurang baik prekuensinya berkurang atau hilang. Pemberian respon seperti itu dalam proses belajar mengajar disebut “pemberian penguatan”.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam memberikan penguatan pada siswa yaitu :
1. Tujuan
Penguatan ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan perhatian siswa
b. Member motivasi pada siswa
c. Mengubah tingkah laku siswa
d. Mengembangkan kepercayaan diri siswa
e. Mengarahkan pengembangan berfikir
2. Penerapan
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan pada siswa adalah guru harus yakin bahwa siswa akan mwnghargainya dan menyadari respon yang diberikan oleh guru. Dalam penerapannya pemberian penguatan ini dapat dilakukan pada saat:
a. Siswa memperhatikan guru
b. Siswa sedang belajar
c. Siswa yang berusaha menyelesaikan tugas gerak
d. Siswa yang berusaha melakukan gerak secara sempurna
e. Siswa yang ingin memperbaiki kesaelahan gerak
3. Pola penguatan
Pola berkesinambungan dan pola bagian merupakan pola dasar dalam pemberian penguatan. Pola penguatan yang berkesinambungan ini akan teep[at sekali bila diberikan pada saat memulai pelajaran. Sedangkan penguatan sebagian-sebagian adalah penguatan yang diberikan terhadap suatu respon tertentu tetapi tidak keseluruhan.
Guru sebaiknya harus berhati-hati dalam memilih pola pemberian penguatan terhadap siswa. pola dan frekuensi pemberian penguatan akan berhubungan dengan kebutuhan, kepentingan, tingkah laku, dan kemam[puan siswa.
4. Komponen pemberian penguatan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian penguatan kepada siswa adalah tingkat sekolah (SD, SLTP, SLTA, dan PT), variasi siswa dalam kelas (gender, agama, dan ras), dan kelompok umur tertentu. Ada enam komponen yang diperlukan dalam pemberian penguatan yaitu:
a. Penguatan verbal
Penguatan verbal bentuknya seperti pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru, ucapan itu dapant berupa kata-kata.
b. Penguatan gestural (bahasa gerak)
Bentuk penguatan gestural dapat dikakukan dengan mimic. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan sendiri bentuk-bentuknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat diperbaiki interaksi guru dengan siswa.
c. Penguatan kegiatan
Penguatan kegiatan hanya terjadi bila guru menggunakan suatu kegiatan, sehingga siswa dapat memilihnya sebagai suatu hadiah atas penampilan sebumnya. Dalam memilih kegiatan hendaknya dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan pengajaran yang diperlukan siswa.
d. Menguatan mendekati
Perhatian yang diberikan guru kepada siswa menandakan bahwa guru tertarik. Biasanya bila guru tertarik dengan apa ynag dilakukan siswa, guru akan mendekatinya.
e. Penguatan sentuhan
Penguatan sentuhan merupakan penguatan yang terjadi bila guru secara fidik menyentuh siswa. bentuknya adalah menepuk bahu dll.
f. Penguatan tanda
Penguatan ini biasanya ditampilkan guru sebagai penghargaan atas penampilan siswa yang mengagumkan. Perbuatan ini dapat berbentuk tulisan seperti sertivikat atau tanda penghargaan.
5. Model penggunaan
Dalam pengguanaannya, penguatan ini dapat mengembangkan model penggunaan sebagai berikut:
a. Penguatan seluruh kelompok, artinya pemberian penguatan kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut.
b. Penguatan yang ditunda, artinya penghargaan yang akan diberikan ditunda dahulu sambil menunggu saat yang tepat.
c. Penguatan parsial, artinya penguatan yang dipakai untuk menghindari pengguanaan penguatan negative dan pemberian kritik.
d. Penguatan perorangan, artinya memberi penguatan secara khusus karena penampilan siswa yang istimewa.
6. Prinsiip penggunaan penguatan
Ada empat prinsip yang dapat guru perhatikan dalam mempemberikan penguatan yaitu:
a. Hangat dan antusias, artinya guru memberikan pujian itu tidak basa-basi melainkan secara spontan dengan penuh kehangatan dan antusias yang wajar.
b. Hindari dari penguatan negative, artinya guru sebaiknya tidak memberikan hukuman yang berlebihan pada siswa sebab hal ini dapat memberikan dampak yang kurang menguntungkan.
c. Penguatan bervariasi, artinya pemberian penguatan sebaiknya diberi secara bervariasi baik komponen maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias.
Bermakna, artinya agar setiap pemberian penguatan menjadi efektif, maka harus dilaksanakan pada saat siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian pengiatyan terhadap tingkah lakunya dan melihat bahwa itu sangat bermanfaat. Hindari memberikan penguatan yang tidak professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar