Sabtu, 14 April 2012

5 Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Anak

Pemenuhan nutrisi sangat penting artinya bagi anak-anak yang tengah dalam masa pertumbuhan. Terpenuhinya kecukupan nutrisi, juga dapat melindungi anak-anak dari berbagai ancaman penyakit. Berikut ini adalah "top five" jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan anak-anak selama fase pertumbuhannya : 1. Kalsium Kalsium berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan. Terutama untuk kekuatan tulang. Selain itu, kalsium juga membantu menstabilkan irama jantung, pembekuan darah dan fungsi otot. Ketika anak kurang asupan kalsium, maka tubuh akan menarik kalsium dari tulang untuk memenuhi fungsi-fungsi lainnya dalam tubuh. Kondisi tersebut pada akhirnya akan meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Anda juga perlu menjaga ketat asupan kafein pada anak. Pasalnya, anak yang mengonsumsi terlalu banyak kafein akan menyebabkan resorpsi kalsium dari tulang. Sumber makanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan kalsium : Susu dan produk turunannya seperti keju, paneer (keju cottage), sayuran berdaun hijau, ikan teri, ragi dan wijen. 2. Serat Memperbanyak konsumsi makanan yang berserat penting artinya bagi pasokan bahan bakar pertumbuhan dan perkembangan. Serat mengandung senyawa tanaman yang disebut fitonutrien, berfungsi untuk meningkatkan kekebalan anak. Serat juga membantu pasien dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) pada orang dewasa dan juga bermanfaat untuk anak-anak. Diet kaya serat yang dipenuhi dari makanan dapat mengurangi risiko penyakit jantung di kemudian hari. Serat juga membantu anak-anak merasa lebih cepat kenyang, sehingga mengurangi kebiasaan ngemil yang tidak sehat. Sumber terbaik serat untuk anak-anak terdapat pada : nuah-buahan, sayuran, kecambah, biji-bijian dan sereal. 3. Potassium Potassium akan memberikan perlindungan pada jantung dan fungsi otot, memelihara keseimbangan cairan, berpartisipasi dalam produksi energi dan mempromosikan tulang yang kuat. Diet kaya potasium membantu mencegah tekanan darah tinggi pada orang dewasa. Memberikan anak-anak makanan tinggi pottasium dapat membantu mereka menjaga tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia. Sumber terbaik : Buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, produk susu, daging dan makanan laut. 4. Vitamin D Kekurangan vitamin D di masa anak-anak telah dihubungkan dengan perkembangan kondisi penyakit di kemudian hari seperti osteoporosis, kanker payudara, kanker usus, kanker prostat, penyakit jantung, dan depresi. Vitamin D dibutuhkan dalam penyerapan kalsium, memaksimalkan pertumbuhan dan kekuatan tulang. Anak-anak yang sedikit mendapatkan asupan vitamin D berisiko mengalami tulang lunak - suatu kondisi yang disebut rakhitis. Sumber: Sinar matahari, produk susu, sereal, jus jeruk dan yoghurt. Adapun sumber makanan lain yang kaya vitamin D termasuk di antaranya ikan berlemak sehat seperti salmon dan tuna. 5. Vitamin E Vitamin E penting artinya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena mereka adalah sumber antioksidan yang kuat. Antioksidan berperan penting untuk menangkal radikal bebas, yang dapat bersumber dari polusi udara, asap rokok dan sinar ultraviolet (UV) Anak-anak dapat memeroleh asupan vitamin E alami dengan rutin mengonsumi sereal yang telah difortifikasi Vitamin E. Menambahkan minyak biji binga matahari (sun flower) dan safflower ke dalam salad juga dapat menjadi pilihan. Sumber lainnya adalah gandum, kacang-kacangan dan selai kacang asli. KOMPAS.com

JENIS CEDERA DAN BENTUK PENANGANAN CEDERA DALAM OLAHRAGA



Seperti ditulis instruktur kebugaran di AS, Sabrina Rogers dalam situs sportsinjurybulletin, ada 10 jenis cedera akibat olahraga.

1. Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut. Risiko tinggi terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi terkena arthritis.

Pencegahan: Kenakan sepatu khusus dengan sol lembut dan ganti sol secara teratur. Pilih sepatu sesuai jenis olahraga dan mampu menopang berat tubuh. Istirahatkan kaki dalam jangka tertentu (minimal 2 x 24 jam) untuk mencegah beban berlebihan pada anggota tubuh. Jika lutut cedera, kompres es selama 20 menit untuk menghindari peradangan.

2. Cedera bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah urat, dan ketegangan otot. Olahraga yang rentan menimbulkan cedera ini yaitu tenis, renang, angkat beban, bisbol, dan voli. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada bahu, otot terkilir, hingga tulang retak.
Pencegahan: Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung khusus.

3. Cedera otot pergelangan kaki
Banyak terjadi pada pesebakbola, pemain hoki, pebasket, dan pevoli karena gerakan seperti melompat, berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan tendon terjepit.
Pencegahan: Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya. Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.

4. Cedera siku
Tujuh persen cedera pada siku terjadi karena olahraga, seperti golf dan tenis. Penyebabnya karena beban berlebihan dan terus menerus di daerah siku sebagai tumpuan.
Pencegahan: Latihlah daerah lengan, misalnya memutar perlahan pergelangan tangan, dan lindungi siku dengan bebat khusus saat berolahraga.

5. Otot tertarik
Tidak melakukan pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah beberapa sebabnya. Lari, joging, basket, dan sepakbola, adalah contoh olahraga paling potensial menimbulkan cedera ini.
Pencegahan: Latihan peregangan yang cukup sebelum dan sesudah berolahraga. Hindari berlatih saat tubuh Anda terasa lelah. Jangan berolahraga dulu sebelum Anda benar-benar pulih pascacedera, untuk menghindari cedera lebih berat.

6. Sakit punggung bagian bawah
Banyak dialami oleh orang yang duduk terlalu lama dan penderita obesitas. Rentan pula dialami pelari, pebalap sepeda, pegolf, petenis, dan pebisbol.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.

7. Cedera tulang kering
Biasa menyerang pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas kaki yang tidak sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang keras.
Pencegahan: Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap, peregangan, dan tidak berlebihan.

8. Cedera paha
Sepakbola, hoki, basket, olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha terasa nyeri yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada otot paha.
Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap, latihan menguatkan daerah kaki terutama paha.

9. Gegar otak
Cedera kategori berat akibat benturan. Gejalanya yaitu kehilangan kesadaran, sakit kepala hebat, amnesia, kehilangan keseimbangan, susah berkonsentrasi, pusing, dan mual. Biasa terjadi akibat kontak fisik, misalnya sepakbola, hoki, dan tinju.
Pencegahan: Perlindungan memakai helm tidak menjaminan aman untuk kepala. Jika mengalami benturan, segera cari pertolongan medis.

10. Salah urat
Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena aktivitas berlebih. Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari dan lompat.
Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara tiba-tiba dan memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali sebelum kondisi benar-benar pulih.

Penanganan Awal pada Cedera Olahraga

CEDERA olahraga merupakan momok yang cukup menakutkan bagi sebagian orang yang rutin berolahraga ataupun bagi orang yang memang pekerjaannya berkecimpung di bidang olahraga, semisal atlit. Jadi sangat penting untuk diketahui dan dipahami baik itu bagi orang awam dan profesional sekalipun di dalam mencegah cedera saat berolahraga ataupun pada akhirnya mengobati apabila cedera itu telah terjadi.

Olahraga adalah kegiatan fisik guna mendapatkan kebugaran jasmani untuk meningkatkan kemampuan fisik dalam stamina dan prestasi. Pada saat melakukan kegiatan fisik mungkin didapat cedera apabila tidak dilakukan dengan benar, oleh karena itu perlu dilakukan cara yang lazim disebut dalam ilmu kedokteran yaitu : promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi.



Promosi

Merupakan upaya tindakan untuk meningkatkan taraf kesehatan mendapatkan kebugaran yang optimal karenanya perlu diingat keadaan kesehatan terutama mengenai sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), respirasi (saluran pernapasan), dan neuromuskuloskeletal (saraf dan anggota gerak), sebagai kesiapan untuk melaksanakan kegiatan olahraga, sehingga dapat dihindari timbulnya cedera atau penyakit antara lain sakit organ/otot yang nantinya berujung pada penurunan kemampuan (prestasi).

Untuk mencapai tujuan tersebut tiap organ yang terkait sebelum diberikan pembebanan, disiapkan terlebih dahulu secara bertahap, yaitu : pemanasan (warm up), peregangan (stretching), latihan conditioning and strengthening, tergantung jenis olahraga yang akan dilakukan, pendinginan (cooling down), peregangan kembali. Tujuannya adalah untuk menjadi lebih kuat dan fit (bugar). Termasuk dalam peningkatan kebugaran agar tercapai tujuan adalah masalah gizi (jenis makanan dan minuman) dan lingkungan, termasuk kostum yang dipergunakan.



Pencegahan

Tujuan untuk tetap dapat melaksanakan kegiatan olahraga adalah menghindari cedera. Selain beberapa hal yang disebutkan dalam bagian promosi diatas, perlu dipikirkan mencegah kemungkinan masalah suhu badan akibat dehidrasi, melatih jantung dan menghindari obat-obatan semisal steroid. Peraturan olahraga juga merupakan bagian dari pencegahan cedera olahraga. Oleh karena itu peraturan harus ditaati, terutama untuk olahraga yang sifatnya pertandingan dan yang memungkinkan adanya kontak fisik.



Pengobatan Awal

Apabila telah terjadi cedera akibat olahraga, baik itu cedera yang dialami oleh amatir maupun profesional, penanganan awal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan prinsip RICE, agar akibat cedera tersebut dapat segera pulih kembali. Adapun RICE adalah singkatan dari:

1. Rest : mengistirahatkan bagian yang cedera

2. Ice : pendinginan (bisa menggunakan kompres es) untuk mencegah perdarahan

3. Compression : memberikan balutan tekan sehingga dapat mengurangi pembengkaka

4. Elevation : bagian yang cedera diangkat, dapat juga untuk mengurangi pembengkakan.

Adapun perlu dipikirkan untuk konsultasi ke dokter apabila cedera yang dialami memang parah dan tidak dapat diatasi dengan penangan awal diatas. Dengan dilakukan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium dan pencitraan semisal rontgen, dapat lebih memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap cedera yang dialami dan penanganan yang lebih lanjut. Yang terbagi 2, yaitu : pembedahan dan non pembedahan, tergantung dari jenis dan tingkat keparahan cedera.



Rehabilitasi
Adalah upaya pemulihan seseorang sebelum atau sesudah tindakan sebagai akibat dari cedera. Dengan rehabilitasi diharapkan alat atau organ yang mengalami cedera dapat secepatnya pulih dan kembali berfungsi dengan baik. Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan jaringan lunak, semisal otot adalah 4-6 minggu. Namun perlu diingat, immobilisasi (tidak digerakkan) lama pada alat gerak yang cedera dapat menimbulkan penyulit, yaitu gangguan dari gerak sendi, sehingga dalam masa penyembuhan harus tetap dilatih sampai batas maksimal yang dapat dilakukan. Untuk patah tulang rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 bulan.



Jenis Cedera Olahraga dan Penanganan Awal

Cedera olahraga yang mengenai sistem musculoskeletal dapat dibagi 3, yaitu : cedera jaringan lunak (tendon atau otot), cedera jaringan keras (tulang), dan cedera sendi (ligament,meniscus). Cedera tersering yang dialami baik oleh amatir maupun profesional adalah cedera sendi. Dimana semua persendian dari tubuh dapat mengalaminya, di antaranya sendi lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, bahu, siku dan jari. Istilah bagi orang awam yang mudah dimengerti adalah keseleo, yaitu yang dianggap sebagai salah urat.

Adapun cedera yang dapat dialami dari yang teringan sampai dengan yang terberat yaitu robekan sendi. Gejala awal yang timbul meliputi nyeri, bengkak dan memar. Untuk pengobatannya meliputi: sendi diistirahatkan dan diimobilisasi dengan teknik yang disebut strapping (dibalut, bisa dengan elastic bandage atau perban), sampai nyeri berkurang. Kompres es dan obat penghilang sakit maupun anti inflamasi (radang) non steroid dapat diberikan. Setelah bengkak berkurang segera latihan gerak sendi secara aktif dan latihan kekuatan otot.

Apabila cedera yang dialami berat, dapat menyebabkan rupture atau putusnya dari ligamen sehingga sendi menjadi tidak stabil. Dimana bagian tubuh yang sering terkena adalah lutut, pergelangan kaki, dan jari-jari. Olahraga yang tersering menyebabkan cedera ini adalah sepakbola, seperti misalnya Michael Owen, seorang atlit sepakbola asal Inggris, yang mengalami cedera ini dan membutuhkan penanganan yang lebih invasif yaitu pembedahan.

Gejalanya meliputi nyeri yang sangat berat sampai-sampai penderita tidak berani menggerakkan persendiannya dikarenakan nyeri, mungkin juga ada perdarahan di bawah kulit dan pembengkakan sendi. Pengobatan awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengontrol nyeri dan pembengkakan, pembidaian sendi sehingga sendi terfiksasi, pendinginan dengan kompres es, dan obat-obatan anti inflamasi non steroid. Setelah bengkak dan nyeri berkurang, bidai harus diganti dan mulai latihan gerak sendi.

Tetapi perlu diingat bahwa tindakan tersebut diatas adalah penanganan awal yang dapat dilakukan, apabila cedera yang dialami parah atau tidak membaik dengan penanganan diatas, harus dikonsultasikan dengan dokter bukan dukun, agar tidak memperparah cedera yang dialami. Contohnya cedera yang menyebabkan putusnya ligamen dan patah tulang. Untuk itu diperlukan tindakan pembedahan untuk mendapatkan pemulihan yang lebih baik.

Sekali lagi hal yang terpenting adalah dengan mencegah terjadinya cedera, diantaranya seperti beberapa hal yang disebutkan diatas sebelumnya. Dan kalaupun terjadi cedera dapat dilakukan penanganan awal yang mudah dilakukan. Namun apabila sakit berlanjut, segera hubungi dokter.