PERSIAPAN PEMAIN
A. KONDISI
FISIK
Kondisi fisik merupakan
fondasi dari semua cabang olahraga. Begitu juga dengan bolavoli, perubahan
peraturan dalam bolavoli juga mempengaruhi system energi atlit. Dahulu kala
dalam permainan bolavoli berlangsung lama. Dengan adanya perubahan peraturan
yang menggunakan rally point maka
pertandingan berlangsung cepat dan menarik. Selain itu kesempatan istirahat
pemain lebih lama dalam setnya. Kesempatan time out dan tehnichal time out dalam
setiap setnya membuat istirahat pemain lebih lama.
System energi yang digunakan
dalam permainan bolavoli adalah system energi anaerobic – alactid. Latihan aerobic alactik maksimal dilakukan
dengan durasi antara 5 – 20 detik, yang dimaksudkan agar selama latihan tidak
menghasilkan atau meminimalkan jumlah asam laktat.sehingga dapat dengan segera
resintesis atau dibuang. Latihan anaerobic alaktik maksimal bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan power absolute maksimal.
Komponen kondisi fisik yang
diperlukan antara lain :
Komponen Kondisi
Fisik
|
|
Endurance
|
M
|
Strength
|
M
|
Fleksibility
|
M – H
|
Power
|
H
|
Speed
|
M – H
|
M = Medium
H = High
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa
power memiliki kontribusi yang sangat signifikan.
Jenis – jenis latihan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kondisi fisik antara lain :
1. Endurence
Metode latihan peningkatan
daya tahan atau endurance yaitu mulai dari latihan-latihan interval
training, sampai latihan-latihan lari jarak jauh dalam tempo rendah.
Pada dasarnya semua latihan berlari, bersepeda, dan berenang dengan menggunakan
waktu yang lama dan jarak yang jauh merupakan latihan daya tahan.
”Istilah ketahanan atau
daya tahan dalam dunia olahraga di kenal sebagai kemampuan peralatan organ
tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau
kerja. Ketahanan
selalu terkait erat dengan lama kerja (durasi) dan intensitas
kerja” (Sukadiyanto, 2011: 60).
Proses adaptasi tubuh
terhadap latihan, memerlukan waktu yang cukup, maka latihan daya tahan
tersebut
juga memerlukan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Beberapa contoh program
latihan endurance menurut sebagai berikut:
a. interval training
b. continous training
c. circuit training
d. fartlek
2. Strenght ( Kekuatan )
Ada beberapa macam kekuatan yang perlu diketahui oleh
para pelatih dan olahragawan dalam mendukung upaya pencapaian prestasi
maksimal. Diantaranya menurut Bompa (1994) adalah kekuatan umum, kekuatan
khusus, kekuatan maksimal, kekuatan ketahanan, kekuatan kecepatan, kekuatan
absolute, kekuatan relative, dan kekuatan Cadangan.
Kekuatan otot sangat
dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu potensi otot, pemanfaatan potensi otot, dan
tehnik ( Bompa, 1994). Ada beberapa prinsip latihan kekuatan menurut Bowers dan
fox (1988) prinsip beban berlebih (overload), progresifitas, urutan latihan,
dan spesifikasi.
Komponen biomotor kekuatan
merupakan salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan. Apalagi
sasarannya olahragawan yang belum pernah dilatih kekuatan. Latihan kekuatan
berpengaruh terhadap : hipertropy
otot, perubahan secara biokimia, perubahan komposisi otot,dan perubahan pada
kelentukan. Dengan demikian respons fisiologi dan dampak latihan kekuatan
ditandai dengan adanya proses adaptasi persyarafan otot, hypertrophy, adaptasi sel – sel, daya tahan otot, adaptasi
kardiovaskuler, perubahan secara biokimia, perubahan komposisi otot, dan
perubahan pada kelentukan.
Komponen kekuatan dapat
ditingkatkan dengan cara pembebanan dalam dan pembebanan luar. Beban dalam
adalah perubahan yang secara fisiologis dan psikologis pada manusia sebagai
akibat daripengaruh beban luar. Yang termasuk beban dari luar antara lain :
berat badan, bola medicine, dumbel, barbell, karet elastis dan bentuk kontraksi
isometric.
Pengaturan
intesitas beban dan waktu interval
Intensitas
|
Irama
|
t.i ( menit )
|
Kegunaan
|
>105%
|
Lambat
|
4 – 5
|
Meningkatkan kekuatan maksimal dan tonus otot
|
80 – 100 %
|
Lambat - sedang
|
3 – 5
|
Meningkatkan kekuatan maksimal dan tonus otot
|
60 – 80 %
|
Lambat - sedang
|
2
|
Meningkatkan hypertrophy otot
|
50 – 80 %
|
|
4 – 5
|
Meningkatkan power
|
30 – 50
|
Lambat - sedang
|
1 – 2
|
Meningkatkan daya tahan
|
Contoh menu
program latihan isometric untuk olahragawan
Sasaran
|
Untuk pemain bolavoli
|
Intensitas ( t. kerja )
|
6-9 detik ( 70 – 100% IRM )
|
Irama
|
Selama kerja ditahan pada posisi tertentu
|
t. recovery
|
60 – 90 detik
|
t. interval
|
36 – 48 jam antar sesi
|
Item latihan
|
5-8 macam latihan
|
Frekuensi
|
3-4 x / minggu
|
Item latihan
|
Sudut latihan saat menahan beban
|
- Bench
Press
- Dead
Lift
- Heel
Raises
- Standing
Press
- Bent-knee-sit-ups
- Arm
Curl
- Upright
Rowing
|
90 derajat melubatkan persendian siku
135 derajat melibatkan persendian lutut
135 derajat sudut kaki
90 derajat melibatkan persendian siku
90 derajat melibatkan persendian lutut
90 derajat melibatkan persendian siku
135 derajat melibatkan persendian siku
|
3. Power
Power adalah hasil kali
antara kekuatan dan kecepatan. Untuk itu, ururtan latihan untuk meningkatkan
power diberikan setelah atlet dilatih unsur kekuatan dan kecepatan.
Wujud dari gerak power adalah
bersifat eksplosif. Oleh karena itu semua bentuk latihan pada komponen biomotor
kekuatan dan kecepatan dapat menjadi bentuk latihan power bila dengan
intensitas ringan sampai dengan irama
cepat.
Contoh Menu
Program Latihan Power
Intensitas
Volume
t.r dan t.i
Irama
frekuensi
|
30 – 60% dari kekuatan maksimal ( 1 RM )
3 set/ sesi dengan 15 – 20 repetisi/ set
Lengkap ( 1:4 ) dan ( 1: 6 )
Secepat mungkin ( eksplosive )
3x/ seminggu
|
Contoh latihan power dengan
dengan intensitas rendah antara lain :
1. Skipping
2. rope jump ( lompat tali )
3. lompat ( jumps ) rendah dan langkah pendek
4. loncat –loncat ( Hops )
5. melompat diatas bangku atau talisetinggi 25
– 35 cm
6. melempar ball medicine 1 – 3 kg
Contoh latihan dengan intensitas tinggi
antara lain :
1. Lompat jauh tanpa awal ( Standing Broad
long jump )
2. Triple Jump ( lompat tiga kali )
3. Lompat ( jumps ) tinggi dan langkah panjang
4. loncat – loncat dan lompat – lompat
5. melompat diatas bangku atau tali setinggi
diatas 35 cm
6. melempar ball medicine 5 – 6 kg
7. Drop jump dan reactive jump
8. melempar benda yang relative berat.
4. Speed ( kecepatan )
Kecepatan adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat ( sesingkat )
mungkin. Ada
dua macam kekkuatan yaitu kecepatan gerak dan kecepatan reaksi.
Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang
dalam menjawab suatu rangsang dalam waktu yan sesingkat mungkin.
Kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang
melakukan gerak atau serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin.
Faktor – faktor
yang mempengaruhi kecepatan :
1.
Keturunan
2.
Waktu
Reaksi
3.
Kekuatan
( kemampuan mengatasi beban )
4.
Tehnik
kecepatan
5.
Elastisitas
otot
6.
Jenis
otot
7.
Konsentrasi
dan kemauan
Prinsip metodik
melatih kecepatan :
1. Didahului dengan pemanasan yang cukup
2. Atlit tidak dalam kondisi lelah
3. Diberikan pada awal latihan inti
4. Bervariasi
5. Intensitas Rangsang
6. Durasi Rangsang
7. Volume Rangsang
8. Frekuensi Rangsang
9. Waktu Istirahat
Metode melatih
kecepatan secara umum berisikan cara berlati dan berusaha :
1.
Mengatasi
perubahan aksi kawan berlatih, mulai dari gerak lambat semakin cepat
2.
Mengatasi
perubahan situasi dengan cara yang telah
ditentukan sebelumnya
3.
Mengatasi
dengan cara setepat mungkinterhadap perubahan situasi yang ada
4. Mengatasi perubahan situasi yang lebih
sulit
5.
Mengatsi
kesukaran yang diperkirakan seperti yang akan terjadi dalam pertandingan.
Metode lain untuk melatih kecepatan antara lain dapat
dengan cara lari zig – zag hexagon, shuttle run ( arah ke depan, belakang,
kesamping kanan dan kiri), Sprint training, interval training, dan fartlek.
Menu Program Latihan Kecepatan
Intensitas
Denyut jantung
Volume
t. kerja
t. recovery
|
Maksimal (
Kecepatan Maksimal )
185 – 200x/
menit
5 – 10 repetisi
/ set
3 – 5 set/ sesi
5 -10 detik
1
: 6
( denyut jantung 145 – 160x/ menit)
|
5
Fleksibility
Tingkat
kualitas fleksibilitas seseorang berpengaruh terhadap komponen biomotor
yang lainnya. Ada
beberapa keuntungan bagi para atlet yang memiliki kualitas fleksibilitas yang
baik antara lain.
1. Akan memudahkan atlet dalam menampilkan
berbagai kemampuan gerak ketrampilan
2. Menghindarkan diri dari kemungkinan
terjadinya mendapatkan cidera saat melakukan aktifitas fisik
3. Memungkinkan atlet untuk dapat melakukan
gerak yang ekstrim
4. Memperlancar aliran darah sehingga sampai
pada serabut otot
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat
fleksibilitas seseorang antara lain : elastisitas otot, tendo dan ligamenta,
susunan tulang, bentuk persendian, suhu atau temperature tubuh, umur, jenis
kelamin, bioritme.
Prinsip latihan fleksibilitas :
Sebelum membahas